Kehadiran
seorang anak tentunya selalu ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan. Karena
memang salah satu tujuan membangun rumah tangga adalah untuk mendapatkan
keturunan. Anak
merupakan investasi masa depan, yang
merawat saat kita tua nanti, dan mendoakan kita saat kita telah tiada.
Kehadiran seorang anak bisa
membawa kebahagian, ketenangan, kesedihan, bahkan kesengsaraan bagi orang
tuanya. Karena seorang anak, orang tua bisa masuk surga. Tapi karena seorang
anak juga bisa menyeret orang tua ke neraka.
Dalam Al-Quran, Allah telah
menjelaskan kedudukan seorang anak dalam kehidupan kita.
1. Anak merupakan ujian bagi setiap
orang tua,
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Anfal ayat 28 yang berbunyi
:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
وَ أَنَّ اللَّهَ عِندَهُ أَ جْرٌعَظِيمٌ
Artinya
:”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan
anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala
yang besar.”
Ayat tersebut menjelaskan selain
harta, anak juga bisa menjadi ujian bagi orang tua. Artinya bagaimana pun
kondisi anak kita, harusnya tetap menjadikan kita bersyukur dan semakin
mendekatkan kita pada Allah.
2.
Anak sebagai musuh bagi orang tua, sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur’an surah At-Tagabun ayat 14 :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ
فَاحْذَرُوهُمْ
وَإِنْ
تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya ada di antara
isteri-isteri kamu dan anak-anak kamu yang menjadi musuh bagi kamu; oleh itu
awaslah serta berjaga-jagalah kamu terhadap mereka dan kalau kamu memaafkan dan
tidak marahkan (mereka) serta mengampunkan kesalahan mereka (maka Allah akan
berbuat demikian kepada kamu), kerana sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi
Maha Mengasihani.
Pengertian
umum bahwa anak sebagai musuh ketika
mereka melalaikan perintah agama dan tidak beramal sholeh.
Banyak fenoma atau kejadian yang
sudah terjadi di sekitar kita bahwa ada anak yang tidak patuh terhadap orang
tua bahkan sampai membentak atau berprilaku kasar,
anak tidak bisa memberikan manfaat yang bisa meringankan beban orang tua. Maka kita sebagai orang tua harus
benar-benar bisa menjaga, mendidik, dan mengasuh anak dengan baik.
3.
Anak sebagai perhiasan kehidupan dunia, sebagaimana diterangkan dalam
Al-Qur’an surah Al-Kahf ayat 46 :
أَمَلًاوَخَيْرٌ
ثَوَابًا رَبِّكَ عِنْدَخَيْرٌ الصَّالِحَاتُوَالْبَاقِيَاتُ الدُّنْيَا الْحَيَاةِزِينَةُ
وَالْبَنُونَ الْمَالُ
Artinya
: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih
baik untuk menjadi harapan.
4.
Anak sebagai permata Hati
إِمَامًا لِلْمُتَّقِينَ وَاجْعَلْنَا
أَعْيُنٍ قُرَّةَ وَذُرِّيَّاتِنَا أَزْوَاجِنَا مِنْ لَنَا هَبْ رَبَّنَا
“Ya Tuhan kami,
anugrahkan kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa” (QS. Al Furqaan : 74)
Dalam Al-Qur’an dinyatakan anak
sebagai permata hati (Qurrata A’yuin). Anak adalah harta yang tidak ternilai
harganya bagi orang tua. Oleh karena itu muncul ungkapan yang mengatakan,
“Anakku Permataku.” Allah pun menyebutkan anak manusia sebagai permata hati dan
mengajari kita sebuah doa yang berfungsi sebagai permata hati.
Anak
seperti inilah yang menjadi harapan orang tuanya. Anak bisa menjadi
penghibur dikala susah dan menjadi penyejuk mata dikala bahagia. Anak
dengan segala kemampuannya berdedikasi untuk berbakti kepada orang tua.
Tiada kata dan perbuatan yang menyakiti orang tuanya. Bahkan anak
bisa menjadi seorang pemimpin yang baik di tengah-tengah masyarakat.
Tugas kita adalah menanamkan aqidah
Islam di dada anak-anak kita, memberikan pendidikan yang terbaik, memilihkan
lingkungan yang baik, dan membiasakan untuk senantiasa menjalankan perintah
agama islam. Semoga anak-anak kita adalah permata hati bagi kehidupan dunia dan
akhirat kita. Amiin ya Robb. (Taufiq)